Benih Padi Hibrida Chandra

assalamualaikum sahabat j-rice. kali ini kita akan kenalkan produk terbaru kami yaitu benih padi hibrida chandra. anda patut memcobanya

Padi hibrida ini bandel. Ditanam di berbagai jenis lahan, termasuk yang marginal pun, tetap menjanjikan tambahan produktivitas minimal 2 ton/ha.

Banyak petani menganggap padi hibrida harus ditanam di lahan berpengairan dengan pupuk yang bagus. Hal itu tidak selalu benar. Kini hadir varietas hibrida Sanita Chandra yang adaptif di berbagai lahan. Mulai dari dataran rendah hingga menengah, beririgasi, gogo rancah, tadah hujan, pasang surut, bersalinitas tinggi, bahkan di lahan berpasir tetap tumbuh dengan baik.

�Ini salah satu varietas yang bisa bertahan dalam perubahan iklim. Dalam keadaan apapun bisa dipanen,� ungkap Jose General, Director & Country Manager PT Nusantara Surya Benih, produsen benih ini di Jakarta.

Ato Ruhnato, Marketing Manager PT Sanitas, distributor Sanita Chandra, menambahkan, varietas Sanita Chandra menawarkan banyak keunggulan. �Potensi hasil tinggi sampai 12,7 ton gabah kering panen (GKP). Tahan terhadap penyakit blast, neck blast (patah leher) dan kresek. Batang kokoh sehingga tidak mudah rebah. Daun bendera tetap hijau sampai menjelang panen sehingga pengisian bulir padi sempurna. Tanamannya juga tidak memerlukan perlakuan khusus.�

Namun Ato mengakui, Sanita Chandra tidak tahan terhadap wereng cokelat. Karena itu, ia menghindari kawasan endemik wereng cokelat dan membidik pasar di lahan marginal agar peningkatan produktivitas terlihat nyata.

Produktivitas 12,7 ton/ha

Klaim Jose General dan Ato tidak berlebihan. Suwarno, petani dari Dusun Sumber Malang, Desa Randuagung, Kec. Sumber Jambe, Jember, sudah membuktikan keunggulan varietas Sanita Chandra. Ia memenangi lomba produktivitas di antara 90-an petani di Jatim dengan hasil 12,7 ton/ha GKP.

�Anjuran kebutuhan benihnya 15 kg, tapi saya sebar benih 20 kg/ha karena ada hama keong. Biarlah lebih banyak, tapi hasilnya tinggi, jadi masih menang,� kata petani yang sudah tiga kali menanam varietas Sanita Chandra dalam luasan 1,5 ha ini.

Warno yang juga pernah mencoba beberapa varietas padi hibrida tersebut mengungkap, penyemaian benih dilakukannya di lahan kering, lalu dipindah ke sawah saat umur 15 hari pada musim kemarau. Sedangkan untuk musim kemarau, umur bibitnya 25 hari agar tanaman lebih kokoh saat terkena hujan. Dipanen umur 104 hari, gabahnya pada musim kemarau tahun lalu laku dijual Rp4.200/kg.

Tahan terhadap Blas

Sukses berbeda dinikmati para petani di Desa Sidowaras, Kecamatan Bumiratu Nuban, Kabupaten Lampung Tengah. Mereka antusias menanam hibrida Sanita Chandra lantaran telah membuktikan ketahanannya terhadap penyakit blast yang disebabkan cendawan Pyricularia oryzae sejak 2010.

Saat itu blast merebak pada tanaman padi lokal, sementara padi Sanita Chandra yang dibudidayakan satu-dua petani terbebas dari penyakit tersebut. Jadi, musim tanam berikutnya petani beramai-ramai beralih ke hibrida Sanita Chandra.

�Jika di desa-desa lain susah sekali mengajak petani untuk menanam benih hibrida, justru di desa kami begitu mudahnya karena petani sudah melihat buktinya, padi hibrida ternyata lebih tahan terhadap serangan penyakit,� ujar Suharyono, anggota Kelompok Tani Harapan Maju I.  

Suharyono yang didampingi anggota kelompok lainnya Poniman dan Tarman menuturkan, akibat penyakit blast, produksi petani turun menjadi 1,6 ton dari 0,25 ha. Sedangkan yang hibrida menghasilkan 2,4 ton dari luasan yang sama. Bahkan, ada yang berhasil memanen 10 ton/ha.

Trauma petani terhadap hibrida mulai hilang, saatnya menuai panen lebih banyak. 

itulah tadi deskripsi benih padi hibrida chandra anda ingin mencobanya hubungi kami di 081214947225